Sabtu, 27 September 2008

Pensil Warna

Aku adalah sebuah kertas putih…

Andaikan kulukiskan sebuah cinta menjadi sebuah pensil warna, aku telah merasakan dua pensil warna yang sangat berbeda…

Pensil warna yang berwarna "ungu" dan "pink"

Pernah kumiliki pensil warna ungu. Semenjak kumiliki itu, duniaku berubah.. Goresan yang dibuat pensil warna itu membuat aku terlena.. Dia menggambarkan akan indahnya dunia,, keindahan dunia yang justru menjerumuskanku… karena keindahan yang dibuatnya hanyalah keindahan semu.. keindahan yang indah menurut pensil warna ungu…
Kertas yang dulu putih pun akhirnya penuh dengan coretan ungu..

Susah bagiku untuk melepaskan goresan ungu itu. Karena goresan ungu itu terus menerus mencoretkan goresannya diluar kehendakku… diluar kemampuanku…

Berkali kucoba untuk memberitahukan ke pensil warna ungu tersebut agar memperbaiki goresannya agar menjadi teratur, sebelum Sang Pelukis marah dan membuangku bersama pensil warna ungu itu ke tempat sampah…

Aku pun bertahan… dengan segala coretan pensil warna ungu di atasku….

Akhirnya, setelah sekian lama… pensil warna ungu itupun meninggalkanku… karena dia merasa tidak cocok dengan alas coretannya….

Aku yang dulu putih, sekarang penuh akan coretan ungu…
Berkali kucoba hapus, tetap saja masih tersisa….

Setelah berbicara dengan Sang Pelukis, akhirnya Dia membantuku menghapus semuanya…

Itulah saat-saat terindah yang pernah aku rasakan…

Lembar putih yang dulu penuh coretan ungu itupun kembali putih, walaupun agak kusam… dengan menyisakan goresan ungu bergambar matahari…

Dan sekarang,
Lembar putih itu tergoreskan warna pink…
Pensil warna pink ini sungguh berbeda…Di bagian atas pensil tersebut terdapat "tanda" yang hanya bisa pensil itu goreskan ke lembar putih yang memiliki tanda yang sama..
Tanda yang menjadi penghalang dan menjadi bom waktu yang akan menghentikan goresan pensil warna pink di atasku…

Di satu sisi, sesungguhnya Sang Pelukis tidak pernah memilih-milih kertas yang Dia gunakan dan pensil warna yang akan Dia goreskan… selama kertas tersebut memiliki keinginan yang sama dengan pensil warna itu… dan selama kertas dan pensil warna itu adalah milikNya…
Dan tidak, bagi Sang Pelukis melukiskan sesuatu yang bukan milikNya… sekalipun salah satu, baik kertas maupun pensil warna itu adalah milikNya…

Sang Penulis tidak membedakan kertas maupun pensil warna milikNya…

Tidak ada yang menurut Dia, baik itu jelek maupun bagus, baik itu ada tandanya maupun tidak, semuanya sama…
Baik itu lembar kertas yang pernah kotor maupun lembar kertas yang bersih… selama lembar kertas yang pernah kotor itu berjanji tidak akan membiarkan dirinya terkotori lagi….

Sesungguhnya Sang Pelukis itu baik dan adil…

Dan sekarang Sang Pelukis sedang meletakkan pensil warna pink di atas kertas itu…

Pensil warna pink….

Aku senang tergoreskan warna pink itu… Dan pensil warna pink itupun senang menggoreskannya di atasku…

Dia menuntunku dan memberiku semangat serta menggoreskan coretan yang lebih teratur, lebih indah, keindahan yang sebenernya… keindahan multidimensi…

…goresan di atas kertas yang sesuai keinginan dan tidak bertentangan dengan Sang Pelukis…

Aku senang dengan goresan itu…

Goresan itu….

Berkali kukatakan kepada pensil warna pink, bahwasanya kertas yang akan dicoretkannya tidak bersih lagi.. dan akan menjadikan goresan pink itu tidak benar-benar bagus..
Sekalipun bagus, belum tentu orang yang akan melihatnya akan senang dan menerimanya dengan hati terbuka……

Tapi apapun itu, aku akan selalu memberikan semangat kepada pensil warna pink agar selalu menggoreskan warnanya dan menjalaninya bersama… sesusah apapun itu agar diterima…

Sesungguhnya setelah kesusahan ada kemudahan…

……karena apapun yang kami berdua lukiskan adalah sungguh-sungguh dari hati kita…
……dan berharap agar semua orang mau menerima semua goresan kita.. goresan dari sebuah pensil warna pink di atas lembar putih itu… bersama sebuah goresan ungu bergambar matahari…

…sekalipun lembar putih itu pernah tercoret akan pensil warna ungu…

…dan harapan terakhir agar Sang Pelukis membiarkan lembar tersebut digoreskan oleh pensil warna pink hingga memasukkannya ke dalam albumNya…

…amin.

Sesungguhnya Sang Pelukis adalah satu-satunya tempat sebuah keinginan dan harapan terkabulkan….

Seneng Sholat

Bismillah..

Malam ini aku seneeeeng banget.. :) Benernya gak hanya malam ini.. beberapa hari yang lalu aku uda merasakan hal ini..

Aku seneng sholat.. seneng banget.. seneng ketemu Allah.. seakan aku ketemu kekasih ato orang tua sendiri..
Di dalam sholat aku senyum-senyum sendiri.. bacaan sholat pun aku perlambat.. seakan aku berhadapan dan berbicara langsung sama Allah..

Hihihi.. masa sih aku gila? Gak mungkin ah.. Yang jelas, semoga aku selalu merasakan hal seperti ini.. selalu merasakan kerinduan ini..
Semoga Allah juga selalu menjagaku.. agar aku selalu beriman dan bertaqwa.. serta menjadi orang yang selalu berserah diri..

Amin... :)

Oiya, a little secret kenapa tiba-tiba aku bisa senyaman ini waktu sholat.. baca buku "Mengapa Terkadang Saya Bisa Alim dan Terkadang Bisa Dzalim" penulis Muhammad Muhyidin.. Pengalaman tiap orang beda dari baca buku ini.. tapi insyaallah tujuannya sama..

Wassalam..

eCkHo